BAB I
PENDAHULUAN
A.Definisi
Tablet salut adalah tablet yang disalut dengan satu
atau lebih lapisan dari campuran berbagai zat seperti damat sintetik, gom,
gelatin, pengisi yang tidak larut dan tidak aktif, gula, pemlastis, poliol,
malam, zat pewarna yang diperbolehkan oleh peraturan, dan kadang-kadang
penambah rasa serta zat aktif. Zat-zat yang digunakan sebagai penyalut biasanya
diterapkan sebagai suatu larutan atau suspensi dalam kondisi dengan pembawa
yang mudah menguap.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Jenis – jenis penyalutan tablet
Penyalutan
tablet dapat dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu:
1. Tablet
bersalut gula (sugar coating)
Tablet
ini sering disebut dragee. Penyalutan dilakukan dengan larutan gula dalam panci
untuk penyalutan dan panci untuk mengkilapkan tablet diputar dengan motor
penggerak yang dilengkapi dengan alat pengisap dan sistem penhembus dengan
udara panas (blower). Proses pembuatan tablet bersalut gula adalah sebagai
berikut:
a. Subcoating
(penyalutan dasar), yaitu proses pemberian larutan dasar dan pemberian serbuk
salut apabila sebagian tablet kering
b. Smoothing
(pelicinan), yaitu proses pembasahan ganti berganti dengan sirop pelicin dan
pengeringan dari salut tablet menjadi bulat dan licin.
c. Coloring
(pewarnaan), dilakukan dengan memberi zat warna yang dicampurkan pada sirop
pelicin.
d. Finishing,
yaitu proses pengeringan salut sirop yang terakhir dengan cara perlahan-lahan
sehingga memperoleh hasil akhir yang licin.
e. Polishing
(pengilapan), dilakukan dengan menggunakan lapis tipis lilin yang licin
(Aulton, 1988).
2. Tablet
bersalut kempa (press coating)
Tablet inti yang sudah
jadi mengalami proses seperti berikut, yaitu granul halus dan kering dikempa di
sekitar tablet inti, sering disebut tablet dalam tablet (Aulton, 1988).
3. Tablet
bersalut selaput (film coating)
Ialah tablet yang
dilapisi lapisan selaput tipis dengan zat penyalut yang dikenakan atau
disemprotkan pada tablet. Sebagai zat penyalut digunakan Na CMC, Asetatftalat
selulosa, Hidroksi etil selulosa dengan bermacam-macam perbandingan dalam campuran
PEG dan Polivinilpirolidon dalam pelarut alkohol atau terdispersi dalam
Isopropanol dengan tambahan Span dan Tween (Aulton, 1988).
4. Tablet
bersalut enterik (enteric coating)
Adalah tablet yang
disalut dengan zat penyalut yang relatif tidak larut dalam asam lambung, tetapi
larut dalam usus halus. Penyalutan enterik dimaksudkan :
a. Agar
obat tidak mengiritasi perut
b. Dikehendaki
agar obat berkhasiat dalam usus seperti antelmintika
c. Menghindari
obat menjadi inaktif dalam cairan lambung, yaitu karena pH
rendah atau dirusak
enzim digestif dalam perut. Sebagai bahan salut enterik adalah campuran serbuk
lilin karnauba atau asam stearat dan serabut tumbuh-tumbuhan dari agar-agar
atau kulit pohon elm. Bila tablet ditelan, serabut tersebut akan menghisap air,
mengembang dan terjadi proses penghancuran. Dengan mengatur ratio serabut
tumbuh-tumbuhan dan mengubah tebalnya salut, waktu hancur yang diperlukan dapat
dikontrol (Aulton, 1988).
B. Praformulasi dan Formulasi tablet
salut
1. Studi Pra Formulasi
Praformulasi merupakan
langkah awal dalam proses pembuatan sediaan farmasi dengan mengumpulkan
keterangan-keterangan dasar tentang sifat kimia fisika dari zat aktif bila
dikombinasikan dengan zat atau bahan tambahan menjadi suatu bentuk sediaan
farmasi yang stabil, efektif dan aman. Penelitian atau pemeriksaan sifat-sifat
fisika dan kimia zat aktif tersendiri dan jika dikombinasikan dengan zat lain
merupakan data-data studi praformulasi. Data-data tersebut meliputi:
2.
Sifat
Fisika
a. Uraian Fisik
Uraian fisik dari
suatu obat sebelum pengembangan bentuk sediaan penting untuk dipahami,
kebanyakan zat obat yang digunakan sekarang adalah bahan padat. Kebanyakan obat
tersebut merupakan senyawa kimia murni yang berbentuk amorf atau kristal. Obat
cairan digunakan dalam jumlah yang lebih kecil, gas bahkan lebih jarang lagi.
b. Pengujian Mikroskopik
Pengujian
mikroskopik dari zat murni (bahan obat) merupakan suatu tahap penting dalam
kerja (penelitian) praformulasi. Pengujian ini memberikan indikasi atau petunjuk
tentang ukuran partikel dari zat murni seperti juga struktur kristal.
c. Ukuran Partikel
Sifat-sifat fisika
dan kimia tertentu dari zat obat dipengaruhi oleh distribusi ukuran partikel,
termasuk laju disolusi obat, bioavailabilitas, keseragaman isi, rasa, tekstur,
warna dan kestabilan. Sifat-sifat seperti karateristik aliran dan laju
sedimentasi juga merupakan faktor-faktor penting yang berhubungan dengan ukuran
partikel. Ukuran partikel dari zat murni dapat mempengaruhi formulasi produk.
Khususnya efek ukuran partikel terhadap absorpsi obat. Keseragaman isi dalam
bentuk sediaan padat sangat tergantung kepada ukuran partikel dan distribusi
bahan aktif pada seluruh formulasi yang sama.
d. Koefisien Partisi dan Konstanta
Disosiasi
Untuk memproduksi
suatu respon biologis molekul obat pertama-tama harus melewati suatu membrane
biologis yang bertindak sebagai pembatas lemak. Kebanyakan obat yang larut
lemak akan lewat dengan proses difusi pasif sedangakn yang tidak larut lemak
akan melewati pembatas lemak dengan transport aktif. Karena hal ini maka perlu
mengetahui koefisien partisi dari suatu obat. Khusus untuk obat yang bersifat
larut air maka perlu pula diketahui konstanta disosiasi agar diketahui
bentuknya molekul atau ion. Bentuk molekul lebih muda terabsorpsi daripada
bentuk ion.
e. Polimerfisme
Suatu formulasi yang
penting adalah bentuk kristal atau bentuk amorf dari zat obat tersebut.
Bentuk-bentuk polimorfisme biasanya menunjukkan sifat fisika kimia yang berbeda
termasuk titik leleh dan kelarutan. Bentuk polimorfisme ditunjukkan oleh paling
sedikit sepertiga dari senua senyawa-senyawa organik.
f. Kelarutan
Suatu sifat kimia
fisika yang penting dari suatu zat obat adalah kelarutan, terutama kelarutan
sistem dalam air. Suatu obat harus memiliki kelarutan dalam air agar manjur
dalam terapi. Agar suatu obat masuk kedalam sistem sirkulasi dan menghasilkan
suatu efek terapeutik, obat pertama-tema harus berada dalam bentuk larutan.
Senyawa-senyawa yang relative tidak larut seringkali menunjukkan absorpsi yang
tidak sempurna atau tidak menentu.
g. Disolusi
Perbedaan aktivitas
biologis dari suatu zat obat mungkin diakibatkan oleh laju disolusi. Laju
disolusi adalah waktu yang diperlukan bagi obat untuk melarut dalam cairan pada
tempat absorpsi. Untuk obat yang diberikan secara oral dalam bentuk padatan,
laju disolusi adalah tahap yang menentukan laju absorpsi. Akibatnya laju
disolusi dapat mempengaruhi onset, intensitas dan lama respon serta
bioavailabilitas.
h. Kestabilan
Salah satu aktivitas
yang paling penting dalam praformulasi adalah evaluasi kestabilan fisika dari
zat obat murni. Pengkajian awal dimulai dengan menggunakan sampel obat dengan
kemurnian yang diketahui. Adanya pengotoran akan menyebabkan kesimpulan yang
salah dalam evaluasi tersebut.
3.
Sifat
Kimia
Kestabilan
Pengkajian
praformulasi yang dihubungkan dengan fase praformulasi termasuk kestabilan obat
itu sendiri dalam keadaan padat, kestabilan fase larutan dan kestabilan dengan
adanya bahan penambah.
Ketidak stabilan
kimia dari zat obat dapat mengambil banyak bentuk, karena obat-obat yang
digunakan sekarang adalah dari konstituen kimia yang beraneka ragam. Secara
kimia, zat obat adalah alcohol, fenol, aldehid, keton, ester-ester, asam-asam,
garam-garam, alkaloid, glikosida, dan lain-lain. Masing-masing dengan gugus
kimia relative yang mempunyai kecenderungan berbeda terhadap ketidak stabilan
kimia. Secara kimia proses kerusakan yang paling sering meliputi hidrolisis dan
oksidasi.
Studi praformulasi
pada dasarnya berguna untuk menyiapkan dasar yang rasional untuk pendekatan
formulasi, Untuk memaksimalkan kesempatan keberhasilan memformulasi produk yang
dapat diterima oleh pasien dan akhirnya menyiapkan dasar untuk mengoptimalkan
produksi obat dari segi kualitas dan penampilan.
4.
Komponen
tablet
a. Zat Aktif dan Pengaruh kelarutan
Ada dua golongan zat
aktif yang diberikan secara oral dalam bentuk sediaan tablet, yaitu zat aktif
tidak larut dimaksudkan untuk penggunaan efek lokal dalam saluran cerna seperti
antasid, adsorben, dan zat aktif terlarut dimaksudkan untuk penggunaan efek
obat sistemik setelah disolusinya dalam usus halus dan selanjutnya di adsorbsi.
Untuk tiap golongan zat aktif tersebut, perhatian yang sangat seksama harus
diberikan terhadap formulasi dan desain sediaan tablet dan juga metode
pembuatannya untuk memproduksi suatu sediaan yang berkhasiat dan handal.
Sasaran dalam mendesain bentuk sediaaan tablet untuk kedua golongan zat aktif
ini berbeda.
Jika mengolah zat
aktif tidak larut yang kerja terapinya sangat dipengaruhi oleh fenomena
permukaan seperti antasid dan adsorben, sediaan harus didesain untuk segera
terdisintegrasi dan terdispersi kembali menghasilkan ukuran partikel halus dan
luas permukaan yang luas.
Sesuai dengan efek
formulasi, granulasi dan pengempaan pada sifat permukaan zat aktif dan kemampuan
untuk memeperbaiki atau memeperbarui suatu zat dalam usus dengan sifat-sifat
permukaan yang optimal merupakan hal yang sangat penting.
Dalam hal sediaan
tablet yang dimaksudkan untuk memberikan efek sistemik, desain bentuk sediaan
tablet yang cepat terdisintregasi dan terdisolusi dapat atau tidak kritis,
tergantung pada tempat zat aktif diabsorbsi yaitu dalam saluran cerna atas atau
lebih umum diseluruh saluran ussu halus, dan juga didasarkan pada sifat-sifat
kelarutan zat aktif pada atau diatas tempat absorsi. Oleh karena itu, sediaan
harus didesain menjadi terdisintegrasi atau terlarut untuk melepaskan zat aktif
dalam suatu bentuk yang tersedia ada atau diatas daerah absorbsi dalam usus.
(Siregar 2010 :139-140
b. Sifat Zat Aktif
Sifat-sifat fisik
dan fisikokimia zat aktif harus dimengerti sepenuhnya selama mematangkan
formula. Sifat-sifat ini dapat meemberikan dasar yang rasional untuk desain
tablet tertentu, seperti disolusi tepat untuk zat aktif yang mungkin diabsorbsi
lebih besar dalam ussu halus atas, atau memerlukan bentuk enterik atau bentuk
lain untuk perlindungan lambung dan untuk suatu zat aktif yang tidak stabil
dalam cairan asam lambung.
c. Zat Tambahan
Bahan Pengisi
Adalah zat yang
ditambahkan ke dalam massa tablet untuk mencapai bobot tablet yang
diinginkan. Zat pengisi biasanya diperlukan bila dosis obat tidak cukup untuk
membuat bulk. Pada obat berdosis tinggi tidak dibutuhkan pengisi (misalnya
aspirin, antibiotic tertentu), Suatu pengisi harus memiliki criteria inert,
memiliki biaya yang murah, dan dapat memperbaiki daya kohesi dan daya alir
sehingga dapat dikempa langsung. Pengisi yang sering digunakan adalah berasal
dari bahan organic dan anorganik. Contoh bahan pengisi dalah laktosa, starch
1500, manitol, sorbitol, selulosa, mikro kristal, dikalsium fosfat dihidrat,
kalsium sulfat dihidrat, emdex dan selutam, zat berupa gula, dextrose. (Lachman
1994 : 697)
5.
Studi Formulasi
R/Theopphyllin
250mg (Bahan Aktif)
Amylum
manihot 10%
(Penghancur)
Talk
5% (Glidan)
PGA
10% (Pengikat)
Mg
Stearat
1% (Antiadheren)
SL
ad
100% (Pengisi)
a. Perhitungan untuk 1 tablet :
Theophyllin
= 250mg
Amylum manihot
= 10/100 x 500 = 50mg
Talk
= 5/100 x 500 = 25mg
PGA
= 10/100 x 500 = 50mg
Mg
Stearat
= 1/100 x 500 = 5mg
SL
= 500mg – 380m = 120mg
b. Penimbangan untuk 100 tablet
Theophyllin :
1) Theophyllin
= 250mg x 100 tab = 25.000mg (25g)
2) Amylum manihot
= 125mg x 100 tab =
12.500mg (12,5g)
3) Talk
= 25mg x 100
tab = 2.500mg (2,5g)
4) PGA = 50mg x 100
tab = 5.000mg (5g)
5) Mg Stearat = 5mg x 100
tab = 500mg (0,5g)
6) SL
=
120mg x 100 tab = 12.000mg (12g)
c. Alat dan Bahan :
1) Alat
a) Timbangan kasar dan halus
b) Anak timbangan (g & mg)
c) Mortir dan stamper
d) Gelas ukur
e) Beaker glass
f) Mesh 12 dan 14
g) Corong
h) Jangka sorong
i)
Hardness
tester
j)
Friabilator
k) Disintegrator
l)
Batang
pengaduk
m) Alat pencetak tablet
2) Bahan
a) Theophyllin
b) SL
c) Amylum manihot
d) PGA
e) Mg Stearat
f) Aquadest
g) Talk
6.
Prosedur
pembuatan tablet Theophyllin :
a. Bahan aktif (Theophyllin) dan bahan
tambahan (amylum manihot, talk dan SL) ditimbang sesuai dengan perhitungan
bahan
b.Membuat muchilago dari PGA dengan
cara: menambahkan air dua kali berat PGA, gerus ad muchilago.
c. Theophyllin, SL dimasukkan dalam
mortir, kemudian digerus ad halus dan homogen
d.
Muchilago
PGA ditambahkan ke dalam bahan no.3 kemudian gerus sampai terbentuk massa yang
lembab dan homogen.
e. Massa yang lembab diayak dengan
ayakan 12 mesh dan dikeringkan di oven dengan suhu 500-600
C selama 30 menit
f. Setelah granul kering, kemudian di
ayak dengan ayakan 14 mesh
g.Dilakukan uji granul
h.Tambahkan Talk, Mg Stearat dan
Amylum Manihot, campur sampai homogen
i. Dilakukan pencetakan tablet
j. Dilakukan uji mutu fisik tablet
7.
Pengujian
Granul :
a. Uji waktu alir
1) Memasukkan granul dalam corong
(150g)
2) Tutup bagian bawah corong
3) Nyalakan stopwatch
4) Lepas tutup pada bagian bawah corong
5) Catat waktu yang ditempuh granul
melewati corong (waktu alir tidak lebih dari 10 detik)
b. Uji pembentukan sudut
1) Granul yang telah melewati corong
akan membentuk gundukan seperti gunung
2) Ukur tinggi tumpukan granul (h)
3) Ukur jari-jari tumpukan granul (r)
4) Hitung besar sudut yang dibentuk
dengan rumus
Tan
α = h
R
c. Uji kompresibilitas / kemampatan
1) Masukkan granul dalam gelas ukur
2) Ukur tinggi awal dari granul
3) Ketuk gelas ukur sampai tidak
terjadi perubahan tinggi
4) Ukur tinggi akhir dari granul
5) Hitung prosentase nilai
kemampatannya dari selisih tinggi akhir dan awal
6) Kompresibilitas = x 100 %
7) Vo = Volume awal granul
8) Vi = Volume granul setelah
diketukkan
9) Tabel 2.1 Kompressibilitas dan daya
alir. (Lachman, 1989: 400)
%
Kompressibilitas
|
Daya
Alir
|
5-15
12-16
18-21
23-35
33-38
>40
|
Baik
sekali
Baik
Sedang-
dapat lewat
buruk
sangat
buruk
sangat
buruk sekali
|
d. Pengujian mutu fisik tablet :
1) Uji keseragaman bobot
a) Diambil 20 butir tablet
b) Ditimbang satu per satu
c) Dihitung bobot rata-rata tablet
2) Uji kekerasan
a) Diambil 5 tablet
b) Tablet diletakkan ditengah dan tegak
lurus dengan plan penekan hardness tester
c) Atur skala pada skala 0 setelah itu
putar pelan-pelan sampai tablet pecah
3) Uji waktu hancur
a) Diambil 6 tablet
b) Diambil kira-kira 1,5 L air,panaskan
pada suhu 370 C selama 15 menit
c) Dimasukkan masing-masing tablet pada
alat disintegrator
d) Dimasukkan pada air yang telah
dipanaskan
e) Amati dan catat waktu sampai semua
tablet pada tabung disintegrator terlarut sempurna
4) Uji kerapuhan
a) Ditimbang 20 tablet bersama-sama
masukkan dalam alat friabilator
b) Tunngu samapai 100 putaran
c) Diambil tablet, kemudian ditimbang
d) Hitung kerapuhan tablet
5) Uji keseragaman ukuran
a) Diambil 10 tablet
b) Hitung diameter dan ketebalan dari
masing-masing tablet dengan menggunakan jangka sorong
c) Catat hasilnya
C. Proses pembuatan tablet salut
Proses pembuatan
tablet salut dikerjakan
secara bertahap yaitu sealing,
subcoating, coloring, dan polishing.
1. TAHAP 1 : SEALING
Tahap ini bertujuan untuk
menutup tablet inti dan pengaruh air yang dipakai untuk proses penyalutan. Bahn
yag digunakan : shellac bebas arsen dan cellulose acetat phtalat.
2. TAHAP 2 : SUBCOATINC.
Fungsinya adalah untuk
menutup bagian tepi tablet sehingga tablet tidak bcrsudut Selain itu dapat pula
berguna untuk mcningkatkan ikatan antara sealcoat
dengan sugarcoat. Bahan subcoating terdiri dari : subcoating solution dan subcoating powder
3. TAHAP 3 : SMOOTHING
Tahap ini bertujuan untuk
melicinkan permukaan tablet yang telah selesai disubcoat. Balian yang dipakai
sirup gula.
4. TAHAP 4: COLORING
Tahap ini bertujuaji memberi
wama tablet salut sesuai warna yang dikehendaki. Pewarnaan dapat dilakukan
dcngan berbagai cara, antara lain dengan mcnggunakan satu macam kadar zal
warna, Caranya adalah dengan menambahkan terleblh dahulu larutan pewarna dengan
kadar rendah lalu naik dengan kadar tcrtenlu uniuk kcmndlan kcmbali ditambahkan
larutan dengan kadar yang rendah.
Macam warna yang digunakan
dihagi dalam dua golongan: yang larut dan yang tidak larut air. Pewarnaan
dengan zat warna yang tidak larut dalam air akan lebih cepat daripada apabila
digunakan zat wama yang larut.
5. TAHAP 5 : FINISHING
Bertujuan untuk membuat
permukaan tablet salut menjadi licin setelah selesai pewarnaan.
6. TAHAP 6: POLISHING
Tahap ini adalah tahap yang
terakhir, dengan tujuan untuk menjadikan permukaan tablet salut menjadi
mengkilap dan indah. Bahan yang dipakai : cera carnauba atau PEG dalam pelarut
klorofrom.
Beberapa problem yang sering
muncul selama proses penyalutan tablet terjadi pada tahap :
a. Sealing
Bahwa penambahan seal coal
tidak boleh terlalu banyak tahu juga terlalu sedikit. Apabila jumlah seal coal
terlalu sedikit akan berpengaruh pada stabilitas bahan aktif. Akan telapi
penambahan berlebihan akan berakibat menghambat hancurnya tablet dan memperlama
kecepatan pelarutan tablet,
Selain itu apabila selama proses
sealing dilakukan penambahan talk (dengan maksud untuk mencegah perlekatan
tablet) dapat berdampak menjadikan permukaan tablet menjadi kasar.
b. Subcoating
Masalah yang sering numcul
adalah pennukaan tablet menjadi kasar. Hal ini disebabkan karena:
1) Penambahan serbuk coating yang berlebihan
2) Penambahan larutan subcoating terlalu sedikit,
atau
3) Pengeringan suspense subcoaling terlalu cepat.
Akibatnya kristalisasi gula berlangsung cepat dan tcrbentuk Kristal gula yang
kasar dipermukaan tablet.
c. Coloring
Merupakan tahap yang kritis
karena kesalahan sedikit selama proses aan berdampak warna tablet tidak merata
dan tablet salut kelihatan tidak balk.
D. Evaluasi
1. Kontrol keseragaman bobol tablet
Bandingkan dengan persyaratan
menurut Farmakope Indonesia
2. Kontrol kekerasan tablet
Sebuah tablet diletakkan pada ujung alat dengan posisi
vertical. Tekan alat sampai tablet pecah/hancur. Skala yang terbaca pada saat
tablet pccali/hancur menunjukkan kekerasan tablet dalam satuan kg. Lakukan
percobaan Sebanyak 5 kali dan hiltung harga puratanya.
3. Kontrol kerapuhan
Sejumlah 20 tablel dibebas debukan dengan aspirator, Timbang
kemudian masukkan ke dalam friabilator abrasive tester pengujian dilakukan
selama 4 menit atau sebanyak seratus putaran. Keluarkan tablet dari alat, bebas
dcbukan lagi dan timbang. Kerapuhan tablet dinyatakan dalam : selisih berat
tablet sebclum dan sesudah pengujian dibagi berat mula-mula dikalikan 100%.
Percobaan diulangi 3 kali dan hitung harga putaranya
4. Kontrol waktu hancur tablet
Enam buah tablet dimasukkan kedalam alat uji waklu hancur.
Setiap tabung diisi satu tablet, kemudran dimasukkan ke dalarn penannggas air
dengan temperature sebesar 3?"C ± 2 °C
Ketinggian permukaan air sama dengan posisi lubang ayakan
pada bagian bawah alat pada saat tabung naik dalam kedudukan tertinggi.
Jalankan alat sampai semua fraksi pecahan tablet lewat ayakan yang terletak
pada bagian bawah alat. Catat waktu yang diperlukan sebagai waktu hancur
tablet. Percobaan diulangi 3 kali, hiltung harga puratanya.
E. Jenis sediaan tablet salut
1.
Tablet Salut Gula
Contohnya
:
1.
Pahezon
2.
Arcalion
3.
Neurobion
4.
Ferro sulfat
5.
Enervon C
2.
Tablet Salut Selaput
Contohnya :
a.
Ester C
b.
Biovision
3.
Tablet Salut Enteric
contohnya :
a.
Voltaren 50 mg
b.
Enzymfort
c.
Dansera
4. Tablet Salut Film
contohnya :
a. DMP
b. Mucohexin
F. Gambar alat – alat masing
pembuatannya
1. Tahapan-tahapan
dalam proses pencetakan
a. Pengisian die dengan granul
a. Pengisian die dengan granul
b.Tahap 2. Pencetakan Granul
c.Pengeluaran Tablet
1. Sigma mixer digunakan untuk proses granulasi basah dalam pembuatan tablet. Hal
ini terutama digunakan untuk pencampuran padat-cair meskipun bisa digunakan
untuk campuran padat-padat juga.
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tablet salut adalah tablet yang disalut dengan satu
atau lebih lapisan dari campuran berbagai zat seperti damat sintetik, gom,
gelatin, pengisi yang tidak larut dan tidak aktif, gula, pemlastis, poliol,
malam, zat pewarna yang diperbolehkan oleh peraturan, dan kadang-kadang
penambah rasa serta zat aktif. Dan meliputi beberapa tahapan atau proses
pembuatan tablet salut yaitu : tahapan
satu sealing, tahapan dua subcoatinc, tahapan tiga smoothing, tahapan empat
coloring, tahapan lima finishing, tahapan enam polishing.
B. Saran
Di harapkan kepada semua anggota
kelompok agar lebih kompak lagi dalam pembuatan makalah ini, agar mendapatkan
hasil yang lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Ø Anief.Moh.2008.Ilmu
meracik Obat.Yogyakarta:Gajah Mada University press
Ø Drs.H.Syamsuni,Apt.2005.Farmasetika
Dasar dan Hitungan Farmasi.Jakarta:EGC
Ø Syamsuni,A.2007.Ilmu
Resep.Jakarta:Buku Kedokteran EGC
Ø www.google.com
2 komentar:
ijin share gan
KUNJUNGI BLOG KAMI :
Semoga Bermanfaat..
• www.raja-bisnisnet.blogspot.co.id
• www.kompas-net7.blogspot.co.id
• www.maslukiss.blogspot.co.id
• www.maslukis.com
Posting Komentar