1. Alyxiae Cortex (Kulit Pulasari)
Nama Daerah
- sumatra : akar mempelas hari, empelas hari, mempelas hari, pulasari, pulasari (melayu), talasari (aceh).- Jawa : Aray palasari, arey pulasari, palasari, pulasari (sunda), pulasari (jawa), pulasari, das plasare (madura), adas pulasari (jakarta).
- Nusa tenggara : pulasari (Bali)
- Sulawesi : pulasari, calpari (Makasar), calapari (bugis), balasari (buton)
- Maluku : Purasane (Ambon)
Pemerian
bau agak harum, mirip kumarin, rasa agak pahit
Pemeriksaan Makroskopik
Potongan
: panjang sampai 10 cm, lebar sampai 2,5 cm, tebal sampai 4mm, berlekuk
membujur atau agak datar, rapuh ; permukaan luar halus, rata, warna
putih jernih, kadang-kadang terdapat sisa lapisan luar yang tipis dan
berwarna coklat tua kehitaman; permukaan dalam tidak rata, kasar dengan
garis-garis membijir; bekas patahan tidak rata, berserat, agak berdebu.
Pemeriksaan Mikroskopik
Lapisan
luar (bila masih ada) terdiri dari lebih kurang 40 lapisan sel gabus
yang tidak berlignin; pada kulit yang tebal, diantara lapisan sel gabus
terdapat kelompok-kelompok sel batu berbentuk segi empat sampai segi
panjang, dinding tebal, berlignin, lumen sempit. Felogen terdiri dari 2
sampai 5 lapis sel berdinding tipis, didalam lumen kadang-kadang
terdapat hablur kalsium oksalat berbentuk kubus, segi empat atau
berbentuk prisma berukuran 10µm sampai 15 µm.
Korteks : jaringan luar terdiri dari 1 sampai 5 lapis sel batu berbentuk segi panjang sampai bulat panjang, dinding tebal berlapis-lapis, berlignin, lumen umumnya agak sempit, kadang-kadang mengandung hablur prisma kalsium oksalat, saluran noktah jelas bercabang; panjang sel batu 15 µm sampai 50 µm, lebar 10 µm sampai 30 µm. Dibawah lapisan skelrenkim terdapat parenkim korteks, bentuk sel poligonal, dinding sel tipis, mengandung butir pati tunggal atau hablur kalsium oksalat berbentuk prisma atau roset, berukuran 15 µm sampai 35 µm; diantara sel parenkim terdapat sel batu berkelompok atau tunggal, berbentuk isodiametrik sampai segi panjang tidak beraturan, dinding sel tebal, jernih, berlapis-lapis, berlignin, lumen agak sempit, saluran noktah jelas bercabang, panjang sel batu 50 µm sampai 175 µm, lebar 10 µm sampai 40 µm. Saluran getah : terdapat pada korteks dan floem, mengandung zat berbutir berwarna gelap dan pada pemberian Sudan III LP menjadi berwarna jingga. Serabut periskel : umumnya berkelompok, dinding serabut tebal, agak berlignin, lumen sempit. Jari-jari empulur : terdiri butir padi tunggal terdiri dari 1 sampai 3 deret sel yang terentang radial, mengandung butir pati tunggal kecil atau hablur kalsium oksalat berbentuk prisma. Didalam floem: terdapat perenkim floem, pembuluh tapis dan saluran getah; pada kulit yang tebal terdapat juga sklerenkim yang terdiri dari sel batu berbentuk segi empat sampai persegi panjang, atau berbentuk serabut berujung tumpul, didnding sel tebal, berlapis-lapis, jernih, berlignin, lumen jelas; panjang sel batu 60 µm sampai 200 µm, lebar 15 µm sampai 50 µm; parenkim floem dan jari-jari empulur mengandung butir-butir pati atau hablur prisma kalsium oksalat. Serbuk : warna kuning jernih. Fragmen pengenal adalah hablur kalsium oksalat berbentuk prisma, lepas; parenkim dengan deretan hablur; sel batu berkelompok atau tunggal, berbentuk isodiametrik atau segi epat sampai persegi panjang, dinding sel jernih, sangant tebal berlapis-lapis, saluran noktah berabang dan lumen sempit , atau berdinding sel kurang tebal dengan saluran noktah tidak bercabang, dan lumen agak lebar; serabut perisikel, bentuk panjang, ramping, dinding sangat tebal, lumen sangat sempit; kelompok sel batu, disertai parenkim berisi hablur berderet; peridem, parenkim dengan saluran getah dan sel batu.
Korteks : jaringan luar terdiri dari 1 sampai 5 lapis sel batu berbentuk segi panjang sampai bulat panjang, dinding tebal berlapis-lapis, berlignin, lumen umumnya agak sempit, kadang-kadang mengandung hablur prisma kalsium oksalat, saluran noktah jelas bercabang; panjang sel batu 15 µm sampai 50 µm, lebar 10 µm sampai 30 µm. Dibawah lapisan skelrenkim terdapat parenkim korteks, bentuk sel poligonal, dinding sel tipis, mengandung butir pati tunggal atau hablur kalsium oksalat berbentuk prisma atau roset, berukuran 15 µm sampai 35 µm; diantara sel parenkim terdapat sel batu berkelompok atau tunggal, berbentuk isodiametrik sampai segi panjang tidak beraturan, dinding sel tebal, jernih, berlapis-lapis, berlignin, lumen agak sempit, saluran noktah jelas bercabang, panjang sel batu 50 µm sampai 175 µm, lebar 10 µm sampai 40 µm. Saluran getah : terdapat pada korteks dan floem, mengandung zat berbutir berwarna gelap dan pada pemberian Sudan III LP menjadi berwarna jingga. Serabut periskel : umumnya berkelompok, dinding serabut tebal, agak berlignin, lumen sempit. Jari-jari empulur : terdiri butir padi tunggal terdiri dari 1 sampai 3 deret sel yang terentang radial, mengandung butir pati tunggal kecil atau hablur kalsium oksalat berbentuk prisma. Didalam floem: terdapat perenkim floem, pembuluh tapis dan saluran getah; pada kulit yang tebal terdapat juga sklerenkim yang terdiri dari sel batu berbentuk segi empat sampai persegi panjang, atau berbentuk serabut berujung tumpul, didnding sel tebal, berlapis-lapis, jernih, berlignin, lumen jelas; panjang sel batu 60 µm sampai 200 µm, lebar 15 µm sampai 50 µm; parenkim floem dan jari-jari empulur mengandung butir-butir pati atau hablur prisma kalsium oksalat. Serbuk : warna kuning jernih. Fragmen pengenal adalah hablur kalsium oksalat berbentuk prisma, lepas; parenkim dengan deretan hablur; sel batu berkelompok atau tunggal, berbentuk isodiametrik atau segi epat sampai persegi panjang, dinding sel jernih, sangant tebal berlapis-lapis, saluran noktah berabang dan lumen sempit , atau berdinding sel kurang tebal dengan saluran noktah tidak bercabang, dan lumen agak lebar; serabut perisikel, bentuk panjang, ramping, dinding sangat tebal, lumen sangat sempit; kelompok sel batu, disertai parenkim berisi hablur berderet; peridem, parenkim dengan saluran getah dan sel batu.
Cara Identifikasi
A. Pada 2 mg serbuk kulit tambahkan 5 tetes asam sulfat P; terjadi warna coklat kemerahan.
B. Pada 2 mg serbuk kulit tambahkan 5 tetes asam sulfat 10N; terjadi warna kuning kecoklatan
C. Pada 2 mg serbuk kulit tambahkan 5 tetes asam klorida pekat P ; terjadi warna coklat kuning
D. Pada 2 mg serbuk kulit tambahkan 5 tetes asam klorida encer P; terjadi warna coklat kemerahan
E. Pada 2 mg serbuk kulit tambahkan 5 tetes asam asetat encer P; terjadi warna coklat kekuningan
F. Pada 2 mg serbuk kulit tambahkan 5 tetes larutan natrium hidroksida P 5% b/v ; terjadi warna coklat jingga
G. Pada 2 mg serbuk kulit tambahkan 5 tetes larutan kalium hidroksida P 5 & b/v; terjadi warna kuning; aduk, warna menjadi coklat kekuningan
H. Pada 2 mg serbuk kulit tambahkan 5 tetes amonia (25%) P; terjadi warna coklat.
I. Pada 2 mg serbuk kulit tambahkan 5 tetes larutan timbal (II) asetat P 5% b/v terjadi warna coklat kekuningan
J. Pada 2 mg serbuk kulit tambahkan 5 tetes larutan kalium yodida P 6% b/v; terjadi warna coklat.
K. Pada 2 mg serbuk kulit tambahkan 5 tetes larutan besi (III) klorida P 5% b/v; terjadi warna coklat kehijauan.
B. Pada 2 mg serbuk kulit tambahkan 5 tetes asam sulfat 10N; terjadi warna kuning kecoklatan
C. Pada 2 mg serbuk kulit tambahkan 5 tetes asam klorida pekat P ; terjadi warna coklat kuning
D. Pada 2 mg serbuk kulit tambahkan 5 tetes asam klorida encer P; terjadi warna coklat kemerahan
E. Pada 2 mg serbuk kulit tambahkan 5 tetes asam asetat encer P; terjadi warna coklat kekuningan
F. Pada 2 mg serbuk kulit tambahkan 5 tetes larutan natrium hidroksida P 5% b/v ; terjadi warna coklat jingga
G. Pada 2 mg serbuk kulit tambahkan 5 tetes larutan kalium hidroksida P 5 & b/v; terjadi warna kuning; aduk, warna menjadi coklat kekuningan
H. Pada 2 mg serbuk kulit tambahkan 5 tetes amonia (25%) P; terjadi warna coklat.
I. Pada 2 mg serbuk kulit tambahkan 5 tetes larutan timbal (II) asetat P 5% b/v terjadi warna coklat kekuningan
J. Pada 2 mg serbuk kulit tambahkan 5 tetes larutan kalium yodida P 6% b/v; terjadi warna coklat.
K. Pada 2 mg serbuk kulit tambahkan 5 tetes larutan besi (III) klorida P 5% b/v; terjadi warna coklat kehijauan.
Uji Kemurnian
Kadar abu tidak lebih dari 5,5 %
Kadar abu yang tidak larut dalam asam tidak lebih dari 16%.
Kadar sari yang larut dalam air tidak kurang dari 8,5 %
Kadar sari yang larut dalam etanol tidak kurang dari 2%
Bahan organik asing tidak lebih dari 2 %.
Kadar abu yang tidak larut dalam asam tidak lebih dari 16%.
Kadar sari yang larut dalam air tidak kurang dari 8,5 %
Kadar sari yang larut dalam etanol tidak kurang dari 2%
Bahan organik asing tidak lebih dari 2 %.
Kegunaan
AntidemamKandungan Senyawa
Kumarin, minyak atsiri, asam organikReferensi
Materia Medika Indonesia2. Curcumae Domesticae Rhizoma (Rimpang Kunyit)
Nama Daerah
Sumatra : Kunyet (Aceh), Hunik (Batak), Undre (Nias)Jawa : Kunyir, Koneng (Sunda), Kunir (Jawa)
Kalimantan : Kunit, Janar (Banjar), Cahang (Dayak)
Sulawesi : Kuni (Toraja), Kunyi (Makasar)
Irian : Rame, Mingguai
Pemerian
bau khas aromatik; rasa agak pahit, agak pedas, lama kelamaan menimbulkan rasa tebal
Pemeriksaan Makroskopik
Kepingan
: Ringan, rapuh, warna kuning jingga kecoklatan; bentuk hampir bundar
sampai bulat panjang, kadang-kadang bercabang; lebar 0,5 cm sampai 3 cm,
panjang 2 cm sampai 6 cm, tebal 1mm sampai 5mm; umumnya melengkung
tidak beraturan, kadang-kadang terdapat pangkal upih daun dan pangkal
akar. Batas korteks dan silinder pusat kadang-kadang jelas. Berkas
patahan : agak rata, berdebu, warna kuning jingga sampai coklat
kemerahan.
Pemeriksaan Mikroskopik
Epidermis
: satu lapis sel, pipih berbentuk poligonal, dinding sel menggabus.
Rambut penutup : berbentuk kerucut, lurus atau agak bengkok; panjang 250
µm sampai 890 µm, dinding tebal. Hipodermis : terdiri dari beberapa
lapis sel terentang tangensial , dinding sel menggabus. Periderm :
terdiri dari 6 lapis sampai 9 lapis sel berbentuk segi panjang, dinding
menggabus. Korteks dan silibder pusat : parenkimatik, terdiri dari
sel-sel besar, penuh berisi pati. Butir pati: tunggal, bentuk lonjong
atau bulat telur dengan satu ujung mempunyai tonjolan atau berbentuk
bulat sampai hampir segitiga dengan satu sisi membulat; lamela kurang
jelas ; hilus yang kurang jelas terdapat pada tonjolan di ujung butir;
panjang 10 µm sampai 60 µm, umumnya 20 µm sampai 40 µm, lebar 10 µm
sampai 28 µm, umumnya 14 µm sampai 20 µm. Sel sekresi : banyak tersebar,
bentuk bulat atau lonjong berisi minyak berwarna kuning jingga yang
sebagian mendamar dan berwarna coklat kekuningan; pada penambahan besi
(III) klorida LP warna menjadi lebih tua. Berkas pembuluh : kolateral,
tersebar tidak beraturan pada korteks dan pada silinder pusat, berkas
pembuluh dibawah endodermis tersusun dalam lingkaran, kadang-kadang
berkas pembuluh dikelilingi sel parenkim yang tersusun menjari; pembuluh
kayu umumnya terdiri dari pembuluh tangga dan pembuluh jala, lebar 20
µm sampai 80 µm, tidak berlignin. Endodermis : terdiri dari 1 lapis sel
terentang tangensial, dinding radial menebal, tidak terdapat pati.
Serbuk : warna kuning sampai kuning jingga. Fragmen pengenal adalah butir pati; gumpalan tidak beraturan zat berwarna kuning sampai kuning coklat; parenkim dengan sel sekresi; fragmen pembuluh tangga dan pembuluh jala; fragmen rambut penutup warna kuning; tidak terdapat serabut.
Serbuk : warna kuning sampai kuning jingga. Fragmen pengenal adalah butir pati; gumpalan tidak beraturan zat berwarna kuning sampai kuning coklat; parenkim dengan sel sekresi; fragmen pembuluh tangga dan pembuluh jala; fragmen rambut penutup warna kuning; tidak terdapat serabut.
Cara Identifikasi
a. Pada 2mg serbuk rimpang tambahkan 5 tetes asam sulfat P; terjadi warna merah darah.
b. Pada 2mg serbuk rimpang tambahkan 5 tetes asam sulfat 10N; terjadi warna coklat.
c. Pada 2mg serbuk rimpang tambahkan 5 tetes asam klorida pekat P; terjadi warna coklat.
d. Pada 2mg serbuk rimpang tambahkan 5 tetes larutan natrium hidroksida P 5% b/v; terjadi warna jingga.
e. Pada 2mg serbuk rimpang tambahkan 5 tetes amonia (25%) P; terjadi warna merah jingga.
f. Pada 2mg serbuk rimpang tambahkan 5 tetes larutan besi (III) klorida P 5% b/v; terjadi warna coklat.
g. Pada 2mg serbuk rimpang tambahkan 5 tetes larutan timbal (II) asetat P 5% b/v; terjadi warna merah jambu.
b. Pada 2mg serbuk rimpang tambahkan 5 tetes asam sulfat 10N; terjadi warna coklat.
c. Pada 2mg serbuk rimpang tambahkan 5 tetes asam klorida pekat P; terjadi warna coklat.
d. Pada 2mg serbuk rimpang tambahkan 5 tetes larutan natrium hidroksida P 5% b/v; terjadi warna jingga.
e. Pada 2mg serbuk rimpang tambahkan 5 tetes amonia (25%) P; terjadi warna merah jingga.
f. Pada 2mg serbuk rimpang tambahkan 5 tetes larutan besi (III) klorida P 5% b/v; terjadi warna coklat.
g. Pada 2mg serbuk rimpang tambahkan 5 tetes larutan timbal (II) asetat P 5% b/v; terjadi warna merah jambu.
Uji Kemurnian
Kadar abu : tidak lebih dari 9%
Kadar abu yang tidak larut dalam asam : tidak lebih dari 1,6%
Kadar sari yang larut dalam air tidak kurang dari 15%
Kadar sari yang larut dalam etanol tidak kurang dari 10%
Bahan organik asing tidak lebih dari 2%
Kadar abu yang tidak larut dalam asam : tidak lebih dari 1,6%
Kadar sari yang larut dalam air tidak kurang dari 15%
Kadar sari yang larut dalam etanol tidak kurang dari 10%
Bahan organik asing tidak lebih dari 2%
Kegunaan
KholagogumKandungan Senyawa
minyak atsiri 3-5%, kurkumin, pati, tanin, damarReferensi
Data belum tersedia.3. Cubebae Fruktus (Buah Kemukus)
Nama Daerah
Sumatra : Kemukus, temukus (Melayu), kemekuh (Simalur), jawa : Rinu (Sunda), kemukus (Jawa), kamokos (Madura). Sulawesi : Pamukusu (makassar)Pemerian
bau khas. Aromatik : rasa agak pedas dan pahit.
Pemeriksaan Makroskopik
buah
: berbentuk hampir bulat, pada umumnya bergaris tengan lebih kurang 5
mm; pada bagian pangkal terdapat tonjolan panjang menyerupai tangkai,
panjang tonjolan 5 mm sampai 10mm, tebal kurang dari 1 mm; kadang-kadang
bagian pangkal didaerah tonjolan agak cekung. Permukaan luar; umumnya
berkerut keras serupa anyaman jala, kadang rata; warna coklat tua atau
coklat tua kelabu sampai hitam;permukaan dalam licin, berwarna coklat
muda. Kulit biji: berwrna coklat tua, berkeriput. Inti biji :terutama
terdiri dari perisperm, dibagian atas terdapat endosperm yang kecil
dengan embrio didalamnya.
Pemeriksaan Mikroskopik
Epikarp
terdiri dari 1 lapis sel berbentuk segi panjang dengan dinding luar
menebal, berisi zat berwarna kuning atau berwarna kecoklatan dan hablur
kalsium oksalat berbentuk prisma. Hipodermis : terdiri dari sel batu dan
jaringan perenkim berdinding tipis. Sel batu : berbentuk isodiametris
atau segi panjang, besar lebih kurang 35 µg, tunggal atau berkelompok,
dinding tebal berlignin, warna kekuningan, seluruh noktah jelas, berisi
butir pati. Sel minyak : berbentuk lonjong, besar, berisi minyak berwarn
kuning atau kuning kecoklatan banyak tersebar diantara perenkim
mesokarp bagian luar. Berkas pembuluh kolateral : terdapat di dalam
jaringan mesokarp yang bersel lebih kecil, agak terentang tangensial dan
berdinding tipis : berkas pembuluh terutama terdiri dari pembuluh
spiral, kadang-kadang terdapat sel batu serupa serabut. Mesokarp :
bagian dalam terdiri dari parenkim berdinding tipis yang umumnya berubah
menjadi parenkim bernoktah pada biji yang lebih tua. Endokarp : terdiri
dari 1 atau 2 lapis sel batu, berwarna kuning, berbentuk segi empat
sampai persegi panjang, tersusun rapat dan tegak, ukuran 30 µg sampai 80
µg atau 130 µg (pada biji yang lebih tua) dinding sangat tebal, saluran
noktah bercabang, lumen sempit dan jelas. Kulit biji : terdiri dari
beberapa lapis sel terentang tangensial dan termampat, berwarna coklat
atau coklat kemerahan. Perisperm : terdiri dari sel-sel besar, berbentuk
poligonal dinding tipis, penuh dengan butir pati berukuran 2 µg sampai
12 µg; sel minyak tersebar didalam perisperm.
Serbuk : warna coklat kekuningan sampai coklat kehitaman. Fragmen pengenal adalah fragmen endokarp, dengan sel batu bentuk persegi panjang atau persegi empat, tersusun rapat, tegak, dinding sangat tebal berlapis-lapis, berwarna kuning atau kecoklatan; seluruh noktah dan lumen jelas; fragmen epikarp dan hipodermis dengan sel batu diantara jaringan parenkim, sel batu hipodermis lebih kecil dari sel batu endokarp, dinding tebal, berwarna kuning atau kuning poligonal, dinding tipis, berisi butir pati atau berisi minyak; butir pati tunggal atau majemuk; pembuluh spiral dan sel batu serupa serabut pendek berasal dari berkas pembuluh.
Serbuk : warna coklat kekuningan sampai coklat kehitaman. Fragmen pengenal adalah fragmen endokarp, dengan sel batu bentuk persegi panjang atau persegi empat, tersusun rapat, tegak, dinding sangat tebal berlapis-lapis, berwarna kuning atau kecoklatan; seluruh noktah dan lumen jelas; fragmen epikarp dan hipodermis dengan sel batu diantara jaringan parenkim, sel batu hipodermis lebih kecil dari sel batu endokarp, dinding tebal, berwarna kuning atau kuning poligonal, dinding tipis, berisi butir pati atau berisi minyak; butir pati tunggal atau majemuk; pembuluh spiral dan sel batu serupa serabut pendek berasal dari berkas pembuluh.
Cara Identifikasi
Pada 2 mg serbuk buah tambahkan 5 tetes asam sulfat P; terjadi warna merah.
Pada 2 mg serbuk buah tambahkan 5 tetes asam sulfat 10 N; terjadi warna coklat hitam
Pada 2 mg serbuk buah tambahkan 5 tetes asam klorida pekat P; terjadi warna coklat
Pada 2 mg serbuk buah tambahkan 5 tetes larutan kalsium hidroksida P 5% b/v; terjadi warna coklat
Pada 2 mg serbuk buah tambahkan 5 tetes amonia (25%) P; terjadi warna coklat.
Pada 2 mg serbuk buah tambahkan 5 tetes asam asetat encer P; terjadi warna coklat hitam.
Pada 2 mg serbuk buah tambahkan 5 tetes asam sulfat 10 N; terjadi warna coklat hitam
Pada 2 mg serbuk buah tambahkan 5 tetes asam klorida pekat P; terjadi warna coklat
Pada 2 mg serbuk buah tambahkan 5 tetes larutan kalsium hidroksida P 5% b/v; terjadi warna coklat
Pada 2 mg serbuk buah tambahkan 5 tetes amonia (25%) P; terjadi warna coklat.
Pada 2 mg serbuk buah tambahkan 5 tetes asam asetat encer P; terjadi warna coklat hitam.
Uji Kemurnian
Kadar abu. Tidak lebih dari 8 %.
Kadar abu yang tidak larut dalam asam. Tidak lebih dari 1,8 %.
Kadar sari yang larut dalam air. Tidak kurang dari 10%.
Kadar sari yang larut dalam etanol. Tidak kurang dari 9 %.
Bahan organik asing. Tidak lebih dari 2%
Kadar abu yang tidak larut dalam asam. Tidak lebih dari 1,8 %.
Kadar sari yang larut dalam air. Tidak kurang dari 10%.
Kadar sari yang larut dalam etanol. Tidak kurang dari 9 %.
Bahan organik asing. Tidak lebih dari 2%
Kegunaan
AntidiareKandungan Senyawa
Isi minyak atsiri 10-20%, asam kubebat lebih kurang 1 %, damar 2,5-3,5% %, kubebin 0,3-3%, piperin 0,4% dan minyak lemakReferensi
Data belum tersedia.4. Murrayae Folium (Daun Kemuning)
Nama Daerah
Sumatra : Kemuning (Melayu), Kemunieng (Minangkabau)Jawa : Kemuning (Sunda), Kamuning (Jawa), Kamoneng (Madura)
Nusa Tenggara : Kajeni, Kemuning (Bali)
Sulawesi : Kamuning Kayu gading (Manado)
Pemerian
Bau khas aromati bila diremas; rasa agak pedak, agak pahit, agak kelat.
Pemeriksaan Makroskopik
Daun
berwarna hijau atau hijau kecoklatan; helai daun berbentuk jorong
sampai bundar panjang atau bundar telur terbalik, panjang 2 cm sampai
11cm, lebar 1,5cm sampai 5 cm; ujung daun meruncing; pangkal daun
meruncing agak membundar; pinggir daun rata atau agak beringgit;
permukaan daun licin dan mengkilat.
Pemeriksaan Mikroskopik
Epidermis
atas : terdiri dari 1 lapis selpipih, dinding antiklinal mirip
rangkaian merjan yang sangat bergelombang; kutikula tebal dan licin;
stomata tidak ada, rambut hanya terdapat di atas tulang daun. Epidermis
bawah; sel lebih kecil dari pada epidermis atas, dinding antiklinal
umumnya kurang bergelombang. Stomata : berbentuk bundar, tipe
anomositik, berukuran 20 µm sampai 25 µm, banyak terdapat pada epidermis
bawah. Rambut penutup : terdapat pada tulang daun utama, pinggir daun
dan epidermis bawah dekat pinggir daun; rambut berbentuk kerucut
kadang-kadang bengkok umumnya bersel 1, kadang-kadang bersel banyak,
dinding tebal dan licin; panjang 70 µm sampai 175 µm. Mesofil : jaringan
palisade terdiri dari 2 lapisan, lapisan pertama jelas dengan sel-sel
berbentuk silindris panjang, lapisan kedua umumnya kurang jelas dan
selnya lebih pendek, dalam jaringan palisade terdapat banyak hablur
kalsium oksalat berbetuk prisma; jaringan bunga karang setebal sedikit.
Kelenjar minyak : terdapat didalam jaringan palisade dan jaringan bunga
karang, berupa rongga lisigen yang besar dan banyak mengandung minyak
berwarna kekuningan atau hampir tidak berwarna.
Serbuk : warna hijau. Fragmen pengenal adalah sel epidermis atas dan bawah dengan dinding antiklinal bergelombang; fragmen mesofil dengan kelenjar minyak lisigen, hablur kalsium oksalat berbentuk prisma, lepas dalam mesofil atau dalam serabut hablur dari tulang daun.
Serbuk : warna hijau. Fragmen pengenal adalah sel epidermis atas dan bawah dengan dinding antiklinal bergelombang; fragmen mesofil dengan kelenjar minyak lisigen, hablur kalsium oksalat berbentuk prisma, lepas dalam mesofil atau dalam serabut hablur dari tulang daun.
Cara Identifikasi
a. Pada 2 mg serbuk daun tambahkan 5 tetes asam sulfat P; terjadi warna kuning kehijauan.
b. Pada 2 mg serbuk daun tambahkan 5 tetes asam sulfat 10N; terjadi warna kuning kehijauan.
c. Pada 2 mg serbuk daun tambahkan 5 tetes asam klorida pekat P terjadi watna kuning kehijauan.
d. Pada 2 mg serbuk daun tambahkan 5 tetes larutan kalium hidroksida P 5% b/v; terjadi warna kuning kehijauan.
e. Pada 2 mg serbuk daun tambahkan 5 tetes amonia (25%) P; terjadi warna kuning kehijauan.
b. Pada 2 mg serbuk daun tambahkan 5 tetes asam sulfat 10N; terjadi warna kuning kehijauan.
c. Pada 2 mg serbuk daun tambahkan 5 tetes asam klorida pekat P terjadi watna kuning kehijauan.
d. Pada 2 mg serbuk daun tambahkan 5 tetes larutan kalium hidroksida P 5% b/v; terjadi warna kuning kehijauan.
e. Pada 2 mg serbuk daun tambahkan 5 tetes amonia (25%) P; terjadi warna kuning kehijauan.
Uji Kemurnian
Kadar abu : tidak lebih dari 15%
Kadar abu yang tidak larut dalam asam : tidak lebih dari 1,6%
Kadar sari yang larut dalam air tidak kurang dari 25,5%
Kadar sari yang larut dalam etanol tidak kurang dari 12%
Bahan organik asing tidak lebih dari 2%
Kadar abu yang tidak larut dalam asam : tidak lebih dari 1,6%
Kadar sari yang larut dalam air tidak kurang dari 25,5%
Kadar sari yang larut dalam etanol tidak kurang dari 12%
Bahan organik asing tidak lebih dari 2%
0 komentar:
Posting Komentar