Nama Daerah :
- sumatra : akar mempelas hari, empelas hari, mempelas hari, pulasari, pulasari (melayu), talasari (aceh).- Jawa : Aray palasari, arey pulasari, palasari, pulasari (sunda), pulasari (jawa), pulasari, das plasare (madura), adas pulasari (jakarta).
- Nusa tenggara : pulasari (Bali)
- Sulawesi : pulasari, calpari (Makasar), calapari (bugis), balasari (buton)
- Maluku : Purasane (Ambon)
Pemerian :
bau agak harum, mirip kumarin, rasa agak pahitPemeriksaan Makroskopik :
Potongan
: panjang sampai 10 cm, lebar sampai 2,5 cm, tebal sampai 4mm, berlekuk
membujur atau agak datar, rapuh ; permukaan luar halus, rata, warna
putih jernih, kadang-kadang terdapat sisa lapisan luar yang tipis dan
berwarna coklat tua kehitaman; permukaan dalam tidak rata, kasar dengan
garis-garis membijir; bekas patahan tidak rata, berserat, agak berdebu.
Pemeriksaan Mikroskopik :
Lapisan
luar (bila masih ada) terdiri dari lebih kurang 40 lapisan sel gabus
yang tidak berlignin; pada kulit yang tebal, diantara lapisan sel gabus
terdapat kelompok-kelompok sel batu berbentuk segi empat sampai segi
panjang, dinding tebal, berlignin, lumen sempit. Felogen terdiri dari 2
sampai 5 lapis sel berdinding tipis, didalam lumen kadang-kadang
terdapat hablur kalsium oksalat berbentuk kubus, segi empat atau
berbentuk prisma berukuran 10µm sampai 15 µm.
Korteks : jaringan luar terdiri dari 1 sampai 5 lapis sel batu berbentuk segi panjang sampai bulat panjang, dinding tebal berlapis-lapis, berlignin, lumen umumnya agak sempit, kadang-kadang mengandung hablur prisma kalsium oksalat, saluran noktah jelas bercabang; panjang sel batu 15 µm sampai 50 µm, lebar 10 µm sampai 30 µm. Dibawah lapisan skelrenkim terdapat parenkim korteks, bentuk sel poligonal, dinding sel tipis, mengandung butir pati tunggal atau hablur kalsium oksalat berbentuk prisma atau roset, berukuran 15 µm sampai 35 µm; diantara sel parenkim terdapat sel batu berkelompok atau tunggal, berbentuk isodiametrik sampai segi panjang tidak beraturan, dinding sel tebal, jernih, berlapis-lapis, berlignin, lumen agak sempit, saluran noktah jelas bercabang, panjang sel batu 50 µm sampai 175 µm, lebar 10 µm sampai 40 µm. Saluran getah : terdapat pada korteks dan floem, mengandung zat berbutir berwarna gelap dan pada pemberian Sudan III LP menjadi berwarna jingga. Serabut periskel : umumnya berkelompok, dinding serabut tebal, agak berlignin, lumen sempit. Jari-jari empulur : terdiri butir padi tunggal terdiri dari 1 sampai 3 deret sel yang terentang radial, mengandung butir pati tunggal kecil atau hablur kalsium oksalat berbentuk prisma. Didalam floem: terdapat perenkim floem, pembuluh tapis dan saluran getah; pada kulit yang tebal terdapat juga sklerenkim yang terdiri dari sel batu berbentuk segi empat sampai persegi panjang, atau berbentuk serabut berujung tumpul, didnding sel tebal, berlapis-lapis, jernih, berlignin, lumen jelas; panjang sel batu 60 µm sampai 200 µm, lebar 15 µm sampai 50 µm; parenkim floem dan jari-jari empulur mengandung butir-butir pati atau hablur prisma kalsium oksalat. Serbuk : warna kuning jernih. Fragmen pengenal adalah hablur kalsium oksalat berbentuk prisma, lepas; parenkim dengan deretan hablur; sel batu berkelompok atau tunggal, berbentuk isodiametrik atau segi epat sampai persegi panjang, dinding sel jernih, sangant tebal berlapis-lapis, saluran noktah berabang dan lumen sempit , atau berdinding sel kurang tebal dengan saluran noktah tidak bercabang, dan lumen agak lebar; serabut perisikel, bentuk panjang, ramping, dinding sangat tebal, lumen sangat sempit; kelompok sel batu, disertai parenkim berisi hablur berderet; peridem, parenkim dengan saluran getah dan sel batu.
Korteks : jaringan luar terdiri dari 1 sampai 5 lapis sel batu berbentuk segi panjang sampai bulat panjang, dinding tebal berlapis-lapis, berlignin, lumen umumnya agak sempit, kadang-kadang mengandung hablur prisma kalsium oksalat, saluran noktah jelas bercabang; panjang sel batu 15 µm sampai 50 µm, lebar 10 µm sampai 30 µm. Dibawah lapisan skelrenkim terdapat parenkim korteks, bentuk sel poligonal, dinding sel tipis, mengandung butir pati tunggal atau hablur kalsium oksalat berbentuk prisma atau roset, berukuran 15 µm sampai 35 µm; diantara sel parenkim terdapat sel batu berkelompok atau tunggal, berbentuk isodiametrik sampai segi panjang tidak beraturan, dinding sel tebal, jernih, berlapis-lapis, berlignin, lumen agak sempit, saluran noktah jelas bercabang, panjang sel batu 50 µm sampai 175 µm, lebar 10 µm sampai 40 µm. Saluran getah : terdapat pada korteks dan floem, mengandung zat berbutir berwarna gelap dan pada pemberian Sudan III LP menjadi berwarna jingga. Serabut periskel : umumnya berkelompok, dinding serabut tebal, agak berlignin, lumen sempit. Jari-jari empulur : terdiri butir padi tunggal terdiri dari 1 sampai 3 deret sel yang terentang radial, mengandung butir pati tunggal kecil atau hablur kalsium oksalat berbentuk prisma. Didalam floem: terdapat perenkim floem, pembuluh tapis dan saluran getah; pada kulit yang tebal terdapat juga sklerenkim yang terdiri dari sel batu berbentuk segi empat sampai persegi panjang, atau berbentuk serabut berujung tumpul, didnding sel tebal, berlapis-lapis, jernih, berlignin, lumen jelas; panjang sel batu 60 µm sampai 200 µm, lebar 15 µm sampai 50 µm; parenkim floem dan jari-jari empulur mengandung butir-butir pati atau hablur prisma kalsium oksalat. Serbuk : warna kuning jernih. Fragmen pengenal adalah hablur kalsium oksalat berbentuk prisma, lepas; parenkim dengan deretan hablur; sel batu berkelompok atau tunggal, berbentuk isodiametrik atau segi epat sampai persegi panjang, dinding sel jernih, sangant tebal berlapis-lapis, saluran noktah berabang dan lumen sempit , atau berdinding sel kurang tebal dengan saluran noktah tidak bercabang, dan lumen agak lebar; serabut perisikel, bentuk panjang, ramping, dinding sangat tebal, lumen sangat sempit; kelompok sel batu, disertai parenkim berisi hablur berderet; peridem, parenkim dengan saluran getah dan sel batu.
Cara Identifikasi :
A. Pada 2 mg serbuk kulit tambahkan 5 tetes asam sulfat P; terjadi warna coklat kemerahan.
B. Pada 2 mg serbuk kulit tambahkan 5 tetes asam sulfat 10N; terjadi warna kuning kecoklatan
C. Pada 2 mg serbuk kulit tambahkan 5 tetes asam klorida pekat P ; terjadi warna coklat kuning
D. Pada 2 mg serbuk kulit tambahkan 5 tetes asam klorida encer P; terjadi warna coklat kemerahan
E. Pada 2 mg serbuk kulit tambahkan 5 tetes asam asetat encer P; terjadi warna coklat kekuningan
F. Pada 2 mg serbuk kulit tambahkan 5 tetes larutan natrium hidroksida P 5% b/v ; terjadi warna coklat jingga
G. Pada 2 mg serbuk kulit tambahkan 5 tetes larutan kalium hidroksida P 5 & b/v; terjadi warna kuning; aduk, warna menjadi coklat kekuningan
H. Pada 2 mg serbuk kulit tambahkan 5 tetes amonia (25%) P; terjadi warna coklat.
I. Pada 2 mg serbuk kulit tambahkan 5 tetes larutan timbal (II) asetat P 5% b/v terjadi warna coklat kekuningan
J. Pada 2 mg serbuk kulit tambahkan 5 tetes larutan kalium yodida P 6% b/v; terjadi warna coklat.
K. Pada 2 mg serbuk kulit tambahkan 5 tetes larutan besi (III) klorida P 5% b/v; terjadi warna coklat kehijauan.
B. Pada 2 mg serbuk kulit tambahkan 5 tetes asam sulfat 10N; terjadi warna kuning kecoklatan
C. Pada 2 mg serbuk kulit tambahkan 5 tetes asam klorida pekat P ; terjadi warna coklat kuning
D. Pada 2 mg serbuk kulit tambahkan 5 tetes asam klorida encer P; terjadi warna coklat kemerahan
E. Pada 2 mg serbuk kulit tambahkan 5 tetes asam asetat encer P; terjadi warna coklat kekuningan
F. Pada 2 mg serbuk kulit tambahkan 5 tetes larutan natrium hidroksida P 5% b/v ; terjadi warna coklat jingga
G. Pada 2 mg serbuk kulit tambahkan 5 tetes larutan kalium hidroksida P 5 & b/v; terjadi warna kuning; aduk, warna menjadi coklat kekuningan
H. Pada 2 mg serbuk kulit tambahkan 5 tetes amonia (25%) P; terjadi warna coklat.
I. Pada 2 mg serbuk kulit tambahkan 5 tetes larutan timbal (II) asetat P 5% b/v terjadi warna coklat kekuningan
J. Pada 2 mg serbuk kulit tambahkan 5 tetes larutan kalium yodida P 6% b/v; terjadi warna coklat.
K. Pada 2 mg serbuk kulit tambahkan 5 tetes larutan besi (III) klorida P 5% b/v; terjadi warna coklat kehijauan.
Uji Kemurnian :
Kadar abu tidak lebih dari 5,5 %
Kadar abu yang tidak larut dalam asam tidak lebih dari 16%.
Kadar sari yang larut dalam air tidak kurang dari 8,5 %
Kadar sari yang larut dalam etanol tidak kurang dari 2%
Bahan organik asing tidak lebih dari 2 %.
Kadar abu yang tidak larut dalam asam tidak lebih dari 16%.
Kadar sari yang larut dalam air tidak kurang dari 8,5 %
Kadar sari yang larut dalam etanol tidak kurang dari 2%
Bahan organik asing tidak lebih dari 2 %.
Kegunaan :
AntidemamKandungan Senyawa :
Kumarin, minyak atsiri, asam organikReferensi :
Materia Medika IndonesiaDatabase Simplisia Yogyakarta
0 komentar:
Posting Komentar