Nama Daerah :
Sumatera : pepaitan (Melayu).Jawa : ki oray, ki peurat, takilo (Sunda), bidara, sadilata, sambilata, takila.
Pemerian :
Tidak berbau, rasa pahit.Pemeriksaan Makroskopik :
Batang
tidak berambut, tebal 2 mm sampai 6 mm, jelas persegi empat, batang
bagian atas seringkali dengan sudut agak berusuk. Daun bersilang
berhadapan, umumnya terlepas dari batang, bentuk lanset samapi bentuk
lidah tombak, panjang 2 cm samapi 7 cm, labar 1 cm sampai 3 cm, rapuh,
tipis, tidak berambut, pangkal daun runcing, ujung meruncing, tepi daun
rata. Permukaan atas berwarna hijau tua atau hijau kecoklatan, permukaan
bawah berwarna hijau pucat. Tangkai daun pendek. Kelopak bunga terdiri
dari 5 helai daun kelopak, panjang 3 mm sampai 4 mm, berambut. Daun
mahkota berwarna putih sampai keunguan. Buah berbentuk jorong, pangkal
dan ujung tajam, panjang lebih kurang 2 cm, lebar lebih kurang 4 mm,
kadang-kadang pecah secara membujur menjadi 4 keping. Permukaan luar
kulit buah berwarna hijau tua sampai hijau kecoklatan, permukaan dalam
berwarna putih atau utih kelabu. Biji agak keras, panjang 1,5 mm sampai 3
mm, lebar lebih kurang 2 mm, permukaan luar berwarna coklat muda
bertonjol-tonjol. Pada penampang melintang biji terlihat endosperm
berwarna kuning kecoklatan, lembaga berwarna putih kekuningan.
Pemeriksaan Mikroskopik :
Daun
: epidermis atas terdiri dari 1 lapis sel berbentuk segi empat,
kutikula tipis, pada penampang tangensial tampak berbentuk polygonal,
dinding sampai lurus, tidak terdpat stomata. Pada lapisan epidermis
terdapat banyak sel litosis yang berisi sistolit, sistolit banyak
mengandung kalsium karbonat. Sel litosis umumnya lebih besar dari pada
sel epidermis, bentuk jorong atau bulat telur dengan permukaan
bertonjolan hingga mirip rangkaian buah anggur, panjang 60 µm sampai 150
µm, lebar 30 µm sampai 80 µm. Rambut kelenjar banyak, terletak agak
tenggelam di lapisan epidermis, sel pangkal kecil dan bersel satu,
kepala kelenjar terdiri dari beberapa sel, garis tengah kepala kelenjar
40 µm sampai 65 µm, tinggi 15 µm sampai 25 µm. Rambut penutup sangat
sedikit, umumnya terdapat di epidermis atas pada tulang daun, bentuk
kerucut berujung tumpul, bersel 2, dinding tipis, berukuran panjang 30
µm sampai 125 µm. Sel epidermis bawah lebih kecil dari sel epidermis
atas, pada penampang tangensial tampak dinding samping bergelombang.
Stomata sangat banyak, tipe bidiasitik dan diasitik, umumnya bidiasitik.
Rambut kelenjar dan litosis lebih banyak terdapat di epidermis bawah
dari pada di epidermis atas. Jaringan palisade umumnya terdiri dari 1
lapis sel, jarang yang 2 lapis. Jaringan bunga karang terdiri dari
beberapa lapis sel bungakarang, tersusun renggang dengan rongga udara
yang besar, diantara sel bungakarang terdapat juga sel litosis serupa
dengan yang terdapat di epidermis. Berkas pembuluh tipe bikolateral.
Batang : epidermis terdiri dari 1 lapis
sel yang terentang tangensial, pada penmapang tangensial terlihat
berbentuk segi empat panjang, dinding samping lurus, kutikula agak
tebal; pada epidermis terdapat rambut kelenjar dan litosis seperti yang
terdapat pada epidermis daun. Jaringan kolenkim terdapat dibawah
epidermis, terutama pada sudut batang. Parenkim korteks terdiri dari
beberapa lapis sel. Serabut perisikel berdinding tebal, agak berlignin,
lumen sempit. Floem sekunder sedikit. Sebagian besar xilem sekunder
terdiri dari serabut kayu; pembuluh kayu bernoktah dan pembuluh kayu
berpenebalan tangga tersebar. Empulur terdiri dari sel besar berbentuk
polygonal, dinding bernoktah, sel empulur berisi hablur kalsium oksalat
berbentuk jarum, panjang hablur 15 µm samapi 50 µm. Kelopak bunga : pada
epidermis luar terdapat rambut penutup dan rambut kelenjar. Rambut
penutup umumnya terdiri dari 1 sel, kadang-kadang bersel 2, bentuk
kerucut, panjang 40 µm samapi 175 µm, dinding tebal, kutikula
bergaris-garis. Rambut kelenjar terdapat 2 tipe, tipe pertama serupa
dengan rambut kelenjar pada daun tipe kedua mempunyai tangkai kelenjar
bersel 3 sampai 5 dan kepala kelenjar berbentuk serupa mangkok bersel
banyak. Kulit buah : epidermis luar terdiri dari sel pipih berbentuk
polygonal memanjang atau serupa serabut pendek berdinding agak tebal,
kutikula tebal bergaris; pada epidermis terdapat stomata serupa stomata
pada daun, juga terdapat rambut kelenjar dengan tangkai panjang bersel
banyak serupa rambut kelenjar tipa kedua pada kelopak bunga; di bawah
epidermis terdapat jaringan berisi zat berwarna coklat kekuningan.
Epidermis dalam tediri dari 1 lapis sel pipih, dinding tebal, bernoktah.
Mesokrap terutama terdiri dari serabut sklerenkim berdinding tebal,
bernoktah dan berlignin. Didaerah sekat mesokrap terdiri dari parenkim
bernoktah dan sel batu dengan lumen besar, dinding tebal, noktah jelas,
berlignin.
Biji : kulit biji tediri dari 1 lapis
sel, pipih berpapila pendek, dinding tipis, kutikula tipis. Endosperm
terdiri dari sel berbentuk bulat panjang, dinding tebal tidak berlignin,
tidak berwarna, umumnya tersusun radial, sel penuh berisi butir-butir
minyak dan aleuron. Embrio selnya lebih kecil dari sel endosperm,
dinding tipis, berisi butir-butir minyak.
Serbuk : warna hijau kelabu, rasa sangat
pahit. Fragmen pengenal adalah fragmen epidermis atas dan epidermis
bawah dengan litosis; fragmen mesofil daun, rambut kelenjar dari kelopak
bunga, rambut penutup kelopak bunga, sel batu dari kulit buah,
epidermis kulit buah dengan stomata, berkas pembuluh, sistolit yang
lepas dari sel, fragmen serabut kulit buah; fragmen endosperm dari biji,
fragmen empulur batang, hablur kalsium oksalat berbentuk jarum jarang
kelihatan.
Cara Identifikasi :
- Pada 2 mg serbuk herba tambahkan 5 tetes asam sulfat P; terjadi warna coklat tua.
- Pada 2 mg serbuk herba tambahkan 5 tetes asam klorida pekat P; terjadi warna coklat.
- Pada 2 mg serbuk herba tambahkan 5 tetes larutan natrium hidroksida P 5 % b/v; terjadi warna hijau kekuningan.
- Pada 2 mg serbuk herba tambahkan 5 tetes larutan kalium hidroksida P 5% b/v; terjadi warna hijau kekuningan.
- Pada 2 mg serbuk herba tambahkan 5 tetes ammonia (25%) P; terjadi warna hijau kekuningan.
- Pada 2 mg serbuk herba tambahkan 5 tetes larutan besi (III) klorida P 5% b/v; terjadi warna hijau.
Uji Kemurnian :
Kadar abu tidak lebih dari 12 %.
Kadar abu yang tidak larut dalam asam tidak lebih dari 2,2 %.
Kadar sari yang larut dalam air tidak kurang dari 18 %.
Kadar sari yang larut dalam etanol tidak kurang dari 9,7 %.
Bahan organic asing tidak lebih dari 2 %.
Kadar abu yang tidak larut dalam asam tidak lebih dari 2,2 %.
Kadar sari yang larut dalam air tidak kurang dari 18 %.
Kadar sari yang larut dalam etanol tidak kurang dari 9,7 %.
Bahan organic asing tidak lebih dari 2 %.
0 komentar:
Posting Komentar